Minggu, 14 Juni 2015

Day 3

Ohh, My Cimon...

Cinta Monyet... 
Hehehehe... 

Kakek saya - semoga Allah memberkahi beliau- adalah orang yang sangat disiplin dan tegas, tipikal seorang tentara. Waktu balita, saya tinggal bersama kakek dan nenek. Kakek tidak mengijinkan saya main ke luar rumah. Saya versi unyu-unyu ini merasa sangat penasaran dengan apa yang ada di luar sana. 

Entah bagaimana, suatu hari saya berhasil kabur ke rumah tetangga. Umur saya pada saat itu baru empat tahun. Tetangga kakek saya ini punya dua orang anak lelaki, salah satunya mungkin lebih tua satu- dua tahun dari saya. Itu lah pertama kali saya punya teman. Kaburnya saya, akhirnya diketahui kakek. Saya dibawa pulang dan dikurung di garasi. Tapi setelah peristiwa 'pemberontakan' itu, saya jadi punya teman sekongkol.

Kami biasa main bertiga dengan adiknya di teras rumah kakek. Kami jarang mengobrol, dan memang kami mungkin belum mengerti konsep mengobrol. Kami hanya main bersama.
Ketika si anak tetangga mulai sekolah, saya kembali main sendirian. Melihat dia pergi sekolah, membuat saya ingin sekolah juga. Dengan semangat setiap pagi saya menggendong tas, walau hanya sampai pintu pagar. Mungkin Ibu saya tersentuh melihat saya memandang ke jalan dengan tatapan nanar.  Maka sekolah lah si unyu-unyu ini di usia yang sebenarnya belum cukup untuk masuk sekolah.

Keadaan ekonomi yang semakin membaik, membawa kami sekeluarga pindah ke rumah baru. Saya sudah tidak bertemu lagi dengan si anak lelaki itu. Saya dengar dia pindah ke Jakarta. 

Ketika kelas 1 SMP, saya menghabiskan liburan di rumah kakek. Setelah sekian lama, baru kali itu saya melihat lagi si anak tetangga. Dengan tampang yang super cuek dia bersepeda di depan saya dan kakek, tanpa menyapa kami sama sekali. Baru kali itu saya melihat mukanya dengan lebih jelas, ingatan masa kecil saya tentang dia samar-samar. 

Menginjak SMA, dia kembali bersekolah di Bandung, saya pun sudah kembali tinggal di rumah kakek. Kali ini, kami mengulang berkenalan secara pantas. Virus cimon rupanya menjangkiti kami. Lucu jika ingat bagaimana kami janjian untuk pergi bersama. Kalau kata lagu sekarang sih "Pacar Lima Langkah", karena rumah kami memang satu tembok. Mau bertemu  ngesotpun sampai. 

Cimon ini tidak bertahan lama, ya namanya juga cinta monyet...

Sekarang orangnya sudah dua kali menikah, ihhhiiiiwww.


   

2 komentar:

  1. Suka endingnyah..dia sudah 2x menikah. 3x hat trick lho ran. Jd jangan kena tricky...

    BalasHapus
  2. Suka endingnyah..dia sudah 2x menikah. 3x hat trick lho ran. Jd jangan kena tricky...

    BalasHapus