Senin, 22 Juni 2015

Day 11

Jakarta

Jakarta, kota yang sentimentil untuk saya. Kota yang menempa saya untuk menjadi mandiri, kuat, dan logis. Jakarta, kota sejuta warna dan kenangan. Hanya satu modal paling berharga saya untuk bekal hidup di Jakarta yang katanya keras, berbaik sangka. 

Saya ingat bagaimana adik saya mengantar saya pindah ke Jakarta. Kami berdua naik travel dan tidak yakin harus turun di mana, saya hanya sekali melihat tempat kos yang akan ditinggali jadi lupa-lupa ingat di mana letaknya. Untungnya kami tidak sampai harus kesasar dan luntang-lantung. Tidak sampai satu jam setelah dia pulang, saya langsung dicekam rasa ingin ikut pulang. Pertama menapaki hari-hari di Jakarta adalah masa-masa yang cukup berat bagi saya. Dari minggu ke minggu terasa sangat lama.

Kali kedua mendapat pekerjaan di Jakarta saya mulai merasa nyaman. Mendapat suasana kos seperti yang saya harapkan, teman-teman kos yang seperti keluarga. Minggu ke minggu terasa begitu cepat, berbanding terbalik dengan sebelumnya. 

Jakarta dan metromini. Semua yang pernah menjadi penumpang metromini di Jakarta pasti tahu sensasinya yang luar biasa. Kita harus naik dengan sigap dan turun dengan lincah. Makin sering naik metromini kita akan makin kebal dengan pengamen yang nyinyir, kondektur dan supir bermulut setajam silet, dan tentu laju metromini yang melesat bagai di arena F1.

Jakarta dan fashion. Banyak sale barang-barang branded, itu yang paling saya sukai dari Jakarta. Berkeliaran berburu Nine West, Elle, dan berbagai merek favorit. Jika banyak orang bilang Bandung surga belanja, saya malah lebih suka berbelanja di Jakarta. 

Jakarta, panas, gerah, bikin putih. Selama saya tinggal di Jakarta, kulit saya memang lebih bersih dan cerah. Jika orang-orang mengeluh Jakarta panas, saya sih sejauh ini nyaman-nyaman saja. Tapi memang saya tidak pernah tinggal di wilayah Jakarta Utara atau Barat. 

Banyak tempat di Jakarta yang sangat saya rindukan. Saya rindu Sarinah dan bubur Udin, Kuningan City dengan gerai Nine West dan dimsumnya Imperial Kichen. Gramedia Matraman yang luas. Nonton film di Setiabudi One. Pasaraya grande dengan koleksi sabuknya. Saya rindu sekali.

Selamat ulang tahun Jakarta, semoga makin cantik dan menyenangkan. Monorelnya segera rampung dan beroperasi. Jangan banjir-banjir lagi. Semua doa baik untuk Jakarta dan warganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar