Tradisi Lebaran Keluarga
Dulu ketika nenek-kakek masih komplit, kita pasti akan kumpul di rumah mereka. Salim dengan seluruh keluarga besar, foto bareng. Tiap tahun foto bareng, sampai akhirnya satu persatu anggota keluarga berkurang. Sedih. Sekarang sih sudah tidak ada sesi foto bareng secara formal lagi. Biasanya kan berdiri berderet rapi depan rumah gitu.
Soal hidangan, ya seperti tradisi lebaran di negara ini, ada opor ayam. Nah yang seru, opor ayam a la kedua nenek ini berbeda. Buatan nenek dari papa itu kuah opornya lebih kekuningan, sedangkan buatan nenek dari mama kuahnya lebih pucat. Tapi dua-duanya enak. Kalau di rumah sendiri sih mama bikinnya lebih umum (sesuai mood yang bikin).
Kue-kue lebaran kadang saya bikin sendiri kalau lagi kambuh rajinnya. Ada resep turun-temurun dari nenek moyang. Nah kedua nenek juga punya resep kue masing-masing yang diturunkan ke anak cucunya lalu dikomersilkan. Jadilah sepupu-sepupu saya aktif di dunia perkuean sebagai produsen kue-kue lebaran. Kami yang tidak ada bakat dagang, cukup menjadi penikmat saja. Hehe.
Lebaran itu momen yang menyenangkan sekaligus membuat sedih, karena bulan ramadhan terasa cepat sekali berlalu dan dari lebaran ke lebaran kita tidak tahu berapa banyak yang akan berkurang ketika ada sanak saudara yang lebih dulu berpulang.
Sebagai tulisan terakhir di project menulis bersama ini, saya ingin mengucapkan selamat berlebaran untuk semuanya. Terima kasih sudah berkenan membaca postingan yang cemen ini. Sampai bertemu di project menulis bersama lainnya. Taqobalallohu minna wa minkum syiamana wa syiamakum...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar